ESENSI HALAL BI HALAL
DAN MERAWAT
TRADISI NUSANTARA
Prof. Dr.
Drs. H. Amran Suadi, S.H., M.Hum, M.M.
(Guru Besar
UIN Sunan Ampel Surabaya &
Ketua Kamar
Agama MA-RI)
Tradisi halal bihalal pertama kali dirintis oleh
Mangkunegara I, lahir 08 April 1725, yang terkenal dengan sebutan Pangeran
Sambernyawa. Ketika itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya
setelah sholat Idul Fitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara
raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana
Dalam sumber lain disebutkan Tradisi halal bihalal bermula
pada masa revolusi kemerdekaan, di mana Belanda datang lagi. Saat itu, kondisi
Indonesia sangat terancam dan membuat beberapa tokoh menghubungi Soekarno pada
bulan Puasa 1946 agar bersedia menggelar pertemuan dengan mengundang seluruh
komponen revolusi di hari raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Agustus.
Kemudian, Presiden Soekarno menyetujui dan dibuatlah kegiatan halal bi
halal yang dihadiri tokoh dan elemen bangsa sebagai perekat hubungan silaturahmi
secara nasional
Menurut Quraisy Syihab kata Halal bi Halal mengandung 3 makna :
Esesnsi Halal Bi Halal,
Halal bihalal akan memberikan sebuah pemahaman universal bahwa seseorang menginginkan adanya sesuatu yang mengubah hubungannya dari yang tadinya keruh menjadi jernih. Halal bihalal adalah menjadikan sikap kita terhadap pihak lain yang tadinya haram dan berakibat dosa, menjadi halal dengan jalan saling memohon maaf.
Manfaat Halal Bi Halal,
Memperbaharui dan mempererat persaudaraan
·
Menghapus Kebencian, dendam dan iri hati
·
Membangun kepedulian terhadap sesama
Beberapa Tradisi local pada
tradisi halal bi halal di Indonesia
·
Tradisi Kunjungan
·
Mengucapkan Minal Aidin Walfa Idzin
·
Tradisi salam-salaman
·
Tradisi Ketupat
Makna Ketupak dan Janur
Lebaran
• Ketupat atau Kupat berasal dari kosa kata Bahasa
Jawa “Ngaku Lepat” (Mengaku Salah). Kupat juga dapat diartikan sebagai Laku
Papat yang berarti Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.
• Ketupat atau Kupat berasal dari kosa kata Bahasa
Jawa “Ngaku Lepat” (Mengaku Salah). Kupat juga dapat diartikan sebagai Laku
Papat yang berarti Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.
Sejarah dan
Filosofi Ketupat
Salah satu
Walisongo yaitu Raden Mas Sahid atau Sunan Kalijaga memperkenalkan tradisi
ketupat secara Islam pada masyarakat sebagai bentuk dari akulturasi budaya.
Anyaman yang
rumit mencerminkan banyaknya kesalahan manusia di berbagai aspek kehidupan.
Rumitnya
anyaman tapi menjadi akhir yang satu kesatuan, sama seperti umat muslim pada
hari raya idul fitri.
Kesucian hati
yang terlihat dari ketupat yang dibelah dua dan terlihat warna putih dari
dalamnya.
Nilai-nilai
yang terdapat dalam halal bi halal
·
Nilai kasih sayang
·
Nilai kebahagiaan
·
Nilai ampunan
·
Nilai keberkahan
Dua hal yang perlu diingat
dalam hidup ini:
•
Kebaikan orang lain pada diri kita
•
Keburukan kita pada orang lain
Dua hal yang perlu kita
lupakan dalam hidup ini
•
Kebaikan kita pada orang lain
•
Keburukan orang lain pada kita
Bingkai ketupat
daun kelapa…
Kelapa muda
enak dirasa…
Meskipun 01
Syawal sudah tiada…
Mohon maaf
atas salah dan dosa…
Selamat Idul
Fitri
1 Syawal
1443 H
Taqabbalallahu Minna wa Minkum
Mohon Maaf
lahir dan batin
Tulis Komentar