0859 3384 3322

Merawat Spirit Sejarah, Menuju Sulawesi Selatan yang Transformatif dan Berkelanjutan

$rows[judul]

​Makassar 19 Oktober 2025. Hari Jadi Sulawesi Selatan yang ke-356 adalah sebuah momentum bersejarah yang patut kita renungkan, bukan hanya sebagai perayaan seremonial, tetapi sebagai cermin refleksi atas perjalanan panjang daerah ini. Tanggal 19 Oktober 1669, yang menjadi penanda Hari Jadi Sulsel, bukan sekadar angka, melainkan simbol dari semangat perlawanan, keteguhan, dan martabat masyarakat Sulawesi Selatan dalam menghadapi tantangan zaman. Spirit ini, yang berakar pada budaya bahari dan tradisi siri' na pace (malu dan harga diri), harus terus kita rawat.

Refleksi Sejarah dan Etos Lokal

​Peringatan usia yang matang ini mengundang kita untuk menoleh ke belakang, mengingat perjuangan para pendahulu yang telah menanamkan nilai-nilai luhur. Sulawesi Selatan, dengan empat etnis utamanya (Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja), merupakan mozaik kekayaan budaya yang tak ternilai. Sebagai akademisi, saya melihat bahwa etos kerja keras, keberanian merantau, dan kemampuan beradaptasi yang dimiliki masyarakat Sulsel adalah modal sosial yang sangat kuat untuk menghadapi tantangan global.

​Pentingnya Integrasi Budaya: Kampus-kampus di Sulsel harus menjadi garda terdepan dalam penelitian dan pelestarian bahasa serta naskah kuno, memastikan kearifan lokal tidak tergerus oleh modernisasi.

Tantangan dan Peluang Pembangunan Transformatif

​Usia ke-356 adalah titik tolak untuk melakukan transformasi besar-besaran, tidak hanya dalam infrastruktur fisik, tetapi juga infrastruktur sumber daya manusia (SDM) dan tata kelola pemerintahan. Sulawesi Selatan memiliki potensi besar sebagai gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang didukung oleh sektor pertanian, perikanan, dan pertambangan.

​Peningkatan Kualitas SDM: Fokus utama harus dialihkan dari kuantitas lulusan menjadi kualitas lulusan yang relevan dengan kebutuhan industri 4.0. Pemerintah daerah perlu menjalin sinergi yang lebih erat dengan perguruan tinggi untuk merumuskan kurikulum yang adaptif dan program vokasi yang aplikatif.

​Akselerasi Ekonomi Hijau: Mengingat potensi sumber daya alam yang melimpah, pembangunan harus diarahkan pada konsep ekonomi berkelanjutan. Eksploitasi sumber daya harus sejalan dengan upaya mitigasi perubahan iklim dan restorasi lingkungan, menjadikan Sulsel sebagai pionir dalam pembangunan yang ramah lingkungan.

​Pemerintahan Digital dan Anti-Korupsi: Momentum Hari Jadi harus dimanfaatkan untuk meneguhkan komitmen menuju pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) secara menyeluruh akan meminimalisir praktik KKN dan meningkatkan efisiensi pelayanan publik.

Tantangan Kemajuan Digital dan Disrupsi Pendidikan

​Kemajuan di era 4.0 membawa tuntutan bahwa SDM Sulsel harus Global dan Terkoneksi. Ini memerlukan lompatan besar dalam sistem pendidikan:

​Transformasi Digital Pendidikan: Infrastruktur TIK di sekolah, terutama di daerah pelosok, harus diakselerasi. Pendidikan harus melahirkan generasi yang bukan hanya pengguna, melainkan kreator teknologi yang mampu menyelesaikan masalah-masalah lokal (pertanian, maritim, pariwisata) dengan solusi digital.

​Mengatasi Learning Loss: Pasca-pandemi dan di tengah pesatnya perubahan kurikulum, penting untuk fokus pada penguatan kemampuan literasi dan numerasi dasar. Generasi ke-365 Sulsel harus memiliki fondasi berpikir kritis yang kuat sebelum melangkah ke jenjang global.

​Peningkatan Kualitas Guru: Guru adalah aktor utama "Karakter dan Kemajuan." Pemerintah daerah dan kampus keguruan wajib memperkuat program pengembangan profesional berkelanjutan (Continuing Professional Development), khususnya dalam pedagogi yang inovatif dan integrasi teknologi dalam pembelajaran.

Sinergitas Tiga Pilar Pendidikan

​Perguruan tinggi sebagai agent of change harus menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat. Sinergitas yang disimbolkan dalam logo HUT ke-365 harus diwujudkan melalui:

1. Pilar Pendidikan

Peran Konkret dalam "Maju & Berkarakter"

Keluarga, Mendorong revitalisasi peran keluarga dalam pendidikan moral dan etika, sebagai benteng utama pembentukan karakter.

2. Sekolah/Kampus

Menjadi laboratorium inovasi yang mengintegrasikan kearifan lokal dengan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir.

3. Pemerintah & Industri

Menyediakan ekosistem magang dan vokasi yang relevan, memastikan lulusan Sulsel siap bersaing secara global dengan bekal kompetensi dan integritas yang tinggi.

Harapan untuk Sulawesi Selatan Masa Depan

​Sebagai Dosen, harapan saya terletak pada munculnya generasi muda yang berkarakter dan memiliki visi global. Masa depan Sulawesi Selatan ada di tangan para pemuda yang berani berinovasi sambil tetap memegang teguh nilai-nilai siri' na pace leluhur.

​Marilah kita jadikan Hari Jadi ini sebagai pengingat bahwa pembangunan adalah estafet kepemimpinan dan tanggung jawab kolektif. Mari bergerak bersama—pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat—untuk mewujudkan Sulawesi Selatan yang:

​Maju secara ekonomi dan teknologi.

​Berkarakter dengan menjunjung tinggi budaya dan integritas.

​Lestari dalam menjaga alam dan lingkungan untuk generasi mendatang.

​Dirgahayu Sulawesi Selatan! Mari mendidik untuk Kemajuan yang berkarakter

Herawati Syamsul, S.Pd.I.,SH.,M.Pd

Dosen Pendidikan

(Universitas Kurnia Jaya Persada)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)