0859 3384 3322

Pola Pikir dan Komunikasi dalam Perspektif Pendidikan Islam

$rows[judul] Keterangan Gambar : Design Canva

Suksesnya acara Seminar Pola Pikir dan Komunikasi yang diselenggarakan Kahfi Motivator School Makassar, dalam 2 hari dan dilanjutkan dengan kuliah umum yang dibawakan oleh Dr. Tubagus Wahyudi, ST.,M.Si.,MCHT, cukup menarik perhatian para peserta seminar, salah satunya seorang Dosen swasta di kota Palopo Herawati Syamsul untuk melanjutkan dengan program kuliah gratis di Kampus Kahfi Halide Motivator School, dalam sela-sela kesempatannya mengikuti seminar dan kuliah umum, Beliau juga menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan Sang Motivator Dr. Tubagus Wahyudi atau yang akrab disapa Om Bagus. dan beliau kemudian menyandingkannya dengan pendidikan Islam.

Dalam perspektif pendidikan Islam, pola pikir dan komunikasi sangat penting dan memiliki karakteristik yang khas. Pola pikir dan komunikasi dalam Islam adalah dua hal yang saling berkaitan erat dan membentuk pondasi bagi kehidupan seorang muslim. Islam memberikan panduan yang komprehensif tentang bagaimana cara berpikir yang benar dan bagaimana cara berkomunikasi yang efektif, baik dengan Allah SWT, sesama manusia, maupun dengan makhluk lainnya. mari kita uraikan sebagai berikut:

1. Pola Pikir dalam Pendidikan Islam yang pertama Berbasis Akidah (Keimanan) Pola pikir dalam pendidikan Islam berlandaskan pada akidah Islam, yaitu keyakinan kepada Allah, Rasul-Nya, dan hari akhir. Hal ini membentuk cara pandang terhadap ilmu pengetahuan, moralitas, dan tujuan hidup. yang kedua berIntegrasi Ilmu Dunia dan Akhirat. Islam mengajarkan bahwa ilmu duniawi dan ukhrawi tidak terpisah. Pendidikan dalam Islam bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara pencapaian ilmu pengetahuan dan pengembangan spiritual. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas hidup di dunia dan akhirat. yang ketiga Etika dan Moral. Pola pikir dalam pendidikan Islam juga menekankan pentingnya etika dan moral. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan keterampilan intelektual, tetapi juga membentuk karakter dan akhlak siswa sesuai dengan nilai-nilai Islam. keempat adalah Pembelajaran Berkelanjutan, Pola pikir dalam pendidikan Islam menekankan pentingnya pembelajaran sepanjang hayat. Pendidikan bukanlah proses yang berakhir setelah selesai sekolah, melainkan suatu perjalanan yang terus berlanjut sepanjang hidup.

2. Komunikasi dalam Pendidikan Islam yang pertama berdasarkan Adab dan Akhlak, Komunikasi dalam pendidikan Islam dilakukan dengan cara yang sopan, hormat, dan penuh adab. Rasulullah SAW mengajarkan untuk berbicara dengan lembut dan penuh perhatian, serta menjaga etika dalam berinteraksi dengan orang lain. yang kedua Menggunakan Metode Dakwah, Dalam konteks pendidikan, komunikasi sering kali dilakukan dengan pendekatan dakwah, yaitu menyampaikan ilmu dan nasihat dengan cara yang menyenangkan dan tidak memaksa. Tujuannya adalah untuk mendidik dengan penuh kasih sayang dan menghindari pendekatan yang menakutkan atau mengancam. yang ketiga Interaksi Positif dan Konstruktif, Pendidikan Islam mengajarkan pentingnya interaksi yang positif dan konstruktif antara pendidik dan peserta didik. Diskusi dan dialog terbuka sangat dianjurkan, asalkan dilakukan dengan saling menghargai dan penuh rasa tanggung jawab. yang keempat Pembelajaran Melalui Teladan, Komunikasi dalam pendidikan Islam sering kali dilakukan melalui teladan. Pendidik diharapkan menjadi contoh yang baik dalam sikap dan perilaku, sehingga pesan yang ingin disampaikan lebih mudah diterima dan diinternalisasi oleh peserta didik. yang kelima Menyampaikan Pesan dengan Klaritas, Komunikasi harus dilakukan dengan jelas dan tepat agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik. Dalam pendidikan Islam, penting untuk menyampaikan ilmu dengan cara yang sistematis dan mudah dipahami oleh siswa.

Pola pikir dan komunikasi merupakan dua pilar penting dalam pendidikan Islam. Keduanya saling terkait dan membentuk pondasi bagi pembentukan karakter seorang muslim yang kaffah (sempurna).

Pendidikan Islam sangat menekankan pada pembentukan pola pikir yang:

  • Tauhid: Berpusat pada keyakinan akan keesaan Allah SWT dan segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak-Nya. Ini membentuk sikap pasrah, tawakal, dan optimisme.
  • Ilmu: Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Ilmu tidak hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan lainnya.
  • Kritis: Mendorong siswa untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif.
  • Terbuka: Terbuka terhadap perbedaan pendapat dan selalu berusaha mencari kebenaran.
  • Reflektif: Selalu melakukan evaluasi diri dan memperbaiki diri.

Komunikasi dalam pendidikan Islam bertujuan untuk:

  • Menyebarkan nilai-nilai Islam: Mengajarkan siswa tentang ajaran Islam dengan cara yang efektif dan menarik.
  • Membentuk karakter: Membentuk siswa menjadi pribadi yang baik, sopan, dan santun.
  • Meningkatkan kualitas interaksi: Membekali siswa dengan keterampilan komunikasi yang baik sehingga dapat berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
  • Menumbuhkan rasa persaudaraan: Menanamkan nilai-nilai persaudaraan dan toleransi antar sesama.

Pola pikir yang baik akan menghasilkan komunikasi yang efektif. Sebaliknya, komunikasi yang efektif akan membentuk pola pikir yang lebih baik. Keduanya saling melengkapi dan membentuk satu kesatuan yang utuh.

Contoh Penerapan dalam Pendidikan Islam:

  • Pembelajaran Al-Qur'an: Selain menghafal, siswa diajak untuk memahami makna ayat dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
  • Diskusi kelompok: Siswa diajak untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan menyampaikan pendapat dengan sopan.
  • Kegiatan ekstrakurikuler: Melalui kegiatan ekstrakurikuler, siswa dilatih untuk bekerja sama, berkoordinasi, dan berkomunikasi dengan baik.

Manfaat Menerapkan Pola Pikir dan Komunikasi dalam Pendidikan Islam:

  • Peserta didik lebih mandiri: Peserta didik dilatih untuk berpikir kritis dan mengambil keputusan sendiri.
  • Peserta didik lebih mudah beradaptasi: Peserta didik memiliki kemampuan komunikasi yang baik sehingga mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
  • Peserta didik memiliki akhlak yang mulia: Peserta didik memiliki akhlak yang baik, sopan santun, dan bertanggung jawab.
  • Peserta didik menjadi generasi yang berkualitas: Peserta didik siap menghadapi tantangan masa depan dan menjadi generasi penerus yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Tantangan dalam Menerapkan Pola Pikir dan Komunikasi dalam Pendidikan Islam:

  • Kurangnya sumber daya: Terbatasnya sarana dan prasarana yang memadai.
  • Kurangnya tenaga pengajar yang profesional: Kurangnya guru yang memiliki kompetensi dalam bidang pendidikan Islam.
  • Perkembangan teknologi: Munculnya berbagai tantangan baru yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Solusi:

  • Peningkatan kualitas guru: Melalui pelatihan dan pengembangan profesional.
  • Pemanfaatan teknologi: Menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran yang menarik dan interaktif.
  • Kerjasama dengan berbagai pihak: Membangun kerjasama dengan orang tua, masyarakat, dan lembaga terkait.

Pendidikan Islam yang menekankan pada pola pikir dan komunikasi yang baik akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia dan siap menghadapi tantangan masa depan. Secara keseluruhan, pola pikir dan komunikasi dalam pendidikan Islam mengedepankan integrasi antara ilmu pengetahuan, etika, dan spiritualitas, dengan tujuan untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga baik secara moral dan spiritual. Ungkap Ibu Herawati dalam sesi bincang bersama rekan-rekannya dalam FGD (Forum Group Discussion), di Kantor Hairanews.


Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)